Ciri Ciri Pantun Jenaka – Pantun merupakan puisi lama yang masih cukup populer di kalang masyarakat Indonesia. Meskipun dulunya hanya dapat diuatarakan secara lisan, namun kini sudah banya sastrawan yang menulisnya kedalam bentuk tulisan.
Pantun sendiri bersal dari bahasa Minangkabau “Patuntun” yang berarti petuntun. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut juga “Parikan“, sedangkan pada kebudanyaan Sunda, pantun dikenal dengan “Paparikan“. Lalu, pada budaya Batak disebut “Umpasa“.
Pantun berperan sebagai penyampaian pesan yang dikemas secara puitis dengan sajak dan rima. Pantun sendiri, terdiri dari berbagai macam jenis, salah satunya yaitu pantun jenaka. Pantun jenaka sendiri tak berbeda jauh seperti pantun biasa, bedanya hanya pada isinya.
Meskipun hanya berbeda dari segi isinya, namun setiap jenis pantun memiliki ciri ciri tertentu. Dengan ciri ciri inilah yang membuat setiap karya sastra memiliki perbedaan. Ciri ciri pantun jenaka ini berbeda dengan CIRI CIRI GURINDAM ataupun puisi.
Ciri Ciri Pantun Jenaka Beserta Dengan Makna, Fungsi dan Contohnya
Ciri paling utama yang dimiliki karya sastra pantun yaitu sajak dan rima. Hampir setiap jenis pantun, pastinya mengandung sajak dan rima. Lantas, apa saja ciri ciri yang mebedakan pantun jenaka dengan jenis pantun lainnya? Nah, bagi yang belum tahu apa saja ciri ciri pantun jenaka, silahkan simak ulasan mendalam yang akan inspired2write sajikan di bawah ini.
Makna Pantun Jenaka
Sebelum lanjut ke ciri ciri pantun jenaka, anda baiknya anda kenali lebih dalam makna dari pantun ini. Pengertian pantun jenaka sendiri adalah salah satu jenis pantun dalam sastra Indonesia yang dikemas dengan tujuan untuk menghibur orang lain, karena mengandung unsur humor.
Pantun ini lebih menonjol ke arah hal-hak lucu. Pantun jenaka ini lebih sulit cara pembuatannya di bandingkan pantun biasa, pasalnya harus seimbang antara kelucuan dengan nilai-nilai yang akan disampaikan. Ciri utama dari pantun jenaka yaitu terletak pada isinya yang jenaka.
Ciri Ciri Pantun Jenaka
Seperti yang sudah kami singgung di atas, bahwa pantun jenaka memiliki keutamaan pada isinya. Adapun ciri lainya dari jenis pantun ini yaitu sebagai berikut.
1. Terdiri Dari 4 Baris
Dalam pantun tediri dari 1 bait. Bait pantun terdiri dari 4 baris. Setiap baitnya berisi untaian kata-kata yang berada pada 1 gagasan. Dalam pantun jenaka, setiap gagasan katanya berupa gagasan jenaka.
2. Setiap Baris Terdiri Dari 8-12 Kata
Dulu, pantun hanya disampaikan secara lisan tidak dituliskan. Hal inilah yang membuat setiap baris pantun dibuat singkat. Umumnya setiap barus pantun terdiri dari 8-12 kata. Meskipun terbilang sangat singkat namun isinya tetap padan dan bermakna.
3. Bersajak a-b-a-b
Sajak atau disebut juga rima merupakan kesamaan bunyi yang terdapat pada puisi. Pantun sangat kental dengan unsur rima. Hal inilah yang membuat pantun dan puisi berbeda. Pantun sendiri memiliki rima a-b-a-b yang harus selalu diperhatikan dalam penyusunan pantun.
Dalam pantun, rima di bentuk secara menyilang. Maksudnya, pada akhir suku kata di baris pertama, harus sama dengan suku kata akhir di baris ketiga. Begitu pula dibaris kedua dan keempat.
Sebagai contoh :
Gelas pecah ditendang dewa (a)
Gelas dibuang di kandang kebo (b)
Aku mengetik sambil ketawa (a)
Liat bapak rambutnya kribo (b)
Pembuatan pantun harus seperti contoh di atas. Dimana, jika akhiran baris ke-1 (a), maka baris ke-3 juga harus (a) begitu juga untuk baris ke-2 dan ke-4.
4. Memiliki Sampiran dan Isi
Dalam pantun bagian pertama yang terdiri dari baris ke-1 dan ke-2 disebut sampiran. Sampiran ini kerap berkaitan dengan alam dan tidak memili hubungan dengan bagian kedua yang bermasuksud untuk mengantarkan sajak rima. Sedangkan untuk bagian kedua yang terdiri dari baris ke-3 dan ke-4 berisi pesan atau makan utama sebuag pantun itu sendiri.
Fungsi Pantun Jenaka
Selain memiliki ciri-ciri tertentu, pantun jenaka juga mengandung fungsi tersendiri. Adapun fungsi pantun jenaka yaitu sebagai berikut.
- Sebagai media hiburan untuk orang lain yang sedang dirundung kesedihan.
- Sebagai media untuk membangun keakraban dari 2 orang yang baru bertemu.
- Sebagai strategi memberikan pesan moral yang mudah diterima oleh orang lain.
- Sebagai penghangat suasana pada saat berkumpul dengan keluarga atau teman.
- Sebagai media sindiran yang mengundang keakraban.
- Sebagai media pergaulan yang kuat.
Contoh Pantun Jenaka
Setelah mengetahui, makna, ciri dan fungsinya. Berikut ini beberapa contoh pantun jenaka dengan berbagai tema. Adapun contohnya sebagai berikut.
Berbalas Pantun Jenaka
Pantun | Jawab |
---|---|
Minum jamu dirumah paklek Rumah paklek di windujaya Eh kamu udah jelek Jangan kebanyakan gaya | Sibaju merah matanya melek Sibaju hijau minum cuka Biarpun muka gue jelek Yang penting banyak yang suka |
Buah jambu warnanya putih Enak dimakan bersama banu Hei kamu memang putih Tapi sayang putih karna panu | Anak sekolah namanya banu Mesin ketam terikat tali Biarpun putih karna panu Dari pada hitam kayak kuali |
Minum teh rasanya menteng Tidak lupa pake bedak Eh kamu jangan ganteng Muka kamu kayak ketombe landak | Enakya makan buah cempedak Buahnya jatuh jadi penyet Biarpun mirip ketombe landak Dari pada lu mirip ingus monyet |
Contoh Pantun Jenaka dan Maknanya
Kumpulan Pantun Jenaka | Makna |
---|---|
Ikan gabus di rawa rawa Ikan belut nyangkut di jaring Perut sakit menahan tawa Gigi palsu loncat ke piring | Menertawakan gigi palsu yang lepas dari mulutnya |
Jalan jalan ke rawa-rawa Jika sampai duduk di pohon palm Geli hati menahan tawa Melihat katak memakai helm | Tidak hewan yang memakai helm seperti manusia |
Jalan-jalan ke kota serang Ada kambing makan rumput Anak-anak pada senang Melihat banci bergoyang dangdut | Di zaman sekarang banyak yang tidak malu |
Jalan-jalan ke kota Arab Jangan lupa membeli kitab Cewe sekarang tidak bisa diharap Bodi bohai betis berkurap | Sekarang banyak wanita yang sok cantik |
Hari minggu sudah siang Setelah siang menuju petang Ditunggu-tunggu tidak datang Sekali datang nagih utang | Orang sekarang banyak yang mengutang |
Kuncing bermain dengan tali Fira duduk membaca koran Gimana hati tidak geli Kepala botak suka sisiran | Tertawa karena tidak ada rambut, tapi suka sisiran |
Jalan-jalan di pinggir empang Liat katak di pinggir empang Hati siapa tak bimbang Kepala botak minta dikepang | Bingung karena tidak memiliki rambut, tapi minta dikepang |
Sebagai salah satu sastra puisi lama asli Indonesia sudah seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia kita harus terus menjaga agar budaya pantun tetap terjaga. Jangan sampai budaya ini pupus karena ditelan zaman. Maka dari itu, sebagai langkah awal untuk menjaga kepopuleran pantun dan menambah wawasan serta ilmu pantun inspired2write.com menyajikan informasi tentang ciri ciri pantun jenaka beserta dengan contohnya.